Mengukur Rezeki. Saya ingin memberitahukan sesuatu kepada Anda. Banyak orang di luar sana yang mengukur rezeki hanya dengan suatu hal yang dapat di ukur dengan angka. Contohnya adalah seberapa banyak uang yang ada di tabungan mereka, seberapa banyak income mereka, seberapa banyak mobil yang mereka miliki, rumah, perhiasan, emas dan lain-lain. Tidak ada yang salah dengan itu. Dan memang selama ini kita di dogma kalau Anda melihat kisah-kisah sukses seseorang banyak yang mengukur kesuksesan mereka hanya dengan milik mereka yang dapat terlihat dengan mata. Dan memang selama ini kita diajarkan untuk melihat seperti itu.
Tapi disini saya ingin mengajak Anda untuk melihat di posisi yang lain bahwa rezeki itu bukan sesuatu hal yang dapat di ukur dengan angka. Kita melihat banyak orang di luar sana dengan banyak uang, kerjaannya terlihat begitu sibuk, pulang hingga malam sehingga jarang bertemu anak atau keluarganya. Dia lebih sering memikirkan customernya, lebih sering memikirkan prospeknya ketimbang anak dan istrinya di rumah. Mungkin Anda membayangkan hidup Anda sekarang, Anda bisa bangun pagi-pagi, mengajarkan anak Anda sekolah online. Tapi di satu sisi Anda ingin terlihat sibuk setiap hari dengan berangkat kantor lebih pagi, menjalankan bisnis Anda atau apapun itu dan mendapatkan income sebanyak-banyaknya dari situ. Anda tidak mengukur rezeki bahwa Anda bisa mengajarkan anak Anda pagi-pagi tanpa harus bangun terlalu pagi, menyisirkan rambut anak Anda atau sarapan bersama di meja makan, dan sebelum magrib Anda sudah di rumah. Nah terkadang kita tidak mengukur rezeki yang seperti itu, karena apa? Karena itu adalah zona nyaman. Dan banyak orang di luar sana yang mengatakan harus keluar dari zona nyaman. Padahal keluar dari zona nyaman untuk ke zona nyaman berikutnya.
Nikmatilah hidup Anda sekarang, jangan terbuai dengan khayalan-khayalan masa depan yang masa depan itu mungkin tidak akan pernah terjadi. Mulai sekarang geserlah mindset Anda dengan berhenti berpikir bahwa rezeki itu yang hanya di ukur dengan angka saja. Mulailah berpikir bahwa lihatlah kesehatan Anda, lihatlah keluarga Anda, pasangan Anda, orang tua Anda. Dan juga lihat ketengan batin Anda, lihat kondisi Anda saat ini misalnya saat ini Anda tidak mempunyai hutang dan hidup Anda sudah enak.
Tapi karena Anda terjebak dengan mindset bahwa rezeki itu yang di ukur dengan Angka, maka Anda selalu berpikir bahwa dengan mempunyai mobil hidup Anda akan lebih enak, dengan mempunyai rumah sendiri hidup Anda lebih makmur lalu Anda memaksakan kehendak untuk mendapatkan itu semua lalu cara pintas yang Anda pilih adalah dengan cara berhutang. Memang setelah Anda mendapatkannya, terlihat oleh orang rezeki Anda banyak, mobilnya baru, rumahnya bagus tetapi ternyata batin Anda mengatakan seperti itu. Batin Anda di dalam capek, dikejar hutang, dikejar debt collector dan fisik Anda capek bekerja.
Jadi tahukan Anda, ketenang bathin, keharmonisan keluarga, anak yang pintar, soleh dan soleha, hubungan yang manis dengan pasangan Anda, itu adalah rezeki yang tidak di ukur dengan Angka. Dan banyak orang diluar sana tidak memiliki hal itu. Jadi mulai sekarang, geser pola pikir Anda. Syukuri apa yang Anda punya. Setelah bersyukur, jangan berhenti di sana tapi nikmati apa yang Anda punya. Karena waktu yang Anda habiskan dengan pasangan dan keluarga tidak akan berulang. Dan keharmonisan keluarga Anda, kesehatan atau ketenangan batin Anda tidak akan dapat diganti dengan angka. Salam Sehat Berlimpah Rezeki.